MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN

Laman

NRETC 2012 - Sesi 3 PLENO

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

Nats Alkitab : Mazmur 8


      Tahukah saudara sudah berapa lama teks Mazmur 8 ditulis? 3.000 tahun yang lalu, 1000 tahun lebih kuno dari zaman Yesus. Teks ini ditulis oleh seorang raja yang sejak kecilnya dicintai Tuhan. Dia diurapi oleh Samuel pada saat masih kanak-kanak. Raja Daud menulis banyak mazmur. Mengapa? Karena dia adalah orang yang dekat dengan Tuhan dan sangat suka bersyukur pada Tuhan. Betapa indahnya jika anak muda memiliki kebiasaan seperti ini. Ada anak muda yang suka menggunakan mulutnya secara sembarangan, cerewet, bicara kotor, suka bicara kejelekan orang lain. Tetapi ada anak muda yang sadar bahwa mulutnya dicipta oleh Tuhan, sehingga mulutnya dipakai dengan baik.

      Mulut adalah salah satu anggota tubuh yang paling repot karena pekerjaannya sangat banyak. Kita hanya diberikan satu mulut, tetapi mulut bisa berguna untuk makan, berbicara, berdoa, bernafas kalau hidung tersumbat, bernyanyi, memuji Tuhan, mengutuk orang lain, membicarakan hal-hal yang penting. Pekerjaan mata hanya untuk melihat, tetapi diberikan Tuhan dua buah. Pekerjaan kuping juga hanya mendengarkan, tetapi diberikan Tuhan dua buah. Oleh karena itu kita tidak dapat meremehkan mulut. Walaupun hanya satu, menguasainya tidaklah mudah. Maka anak-anak yang sejak muda berjanji untuk menggunakan mulutnya baik-baik akan diberkati Tuhan.
      Surat Yakobus mengatakan bahwa orang yang bisa menahan lidah dan perkataannya adalah orang yang sempurna. Mari kita pikirkan, dari lahir sampai dewasa sudah berapa banyak kalimatkah yang keluar dari mulut kita? Selama ini mulut kita digunakan untuk apa? Kepada siapa dan apakah isi perkataan-perkataan
kita? Mulut ini jikalau dikuasai baik-baik, kita tidak akan mengatakan hal-hal yang tidak berguna, kita tidak akan mengatakan kalimat yang mempermalukan nama Tuhan, kita tidak akan menghina orang lain.
      Orang yang bisa menguasai mulutnya adalah orang yang sempurna, orang yang tidak bercacat cela. Maukah kita menjadi manusia sempurna? Atau mau menjadi manusia yang rusak? Yang tidak membangun orang lain jangan dibicarakan, yang tidak benar jangan dibicarakan. Jikalau engkau sudah berjanji kepada Tuhan, maka engkau akan mempunyai kekuatan untuk menguasai mulut. Di antara begitu banyak orang yang mencintai Tuhan, mereka punya satu persamaan, yaitu mulut mereka hanya dipakai untuk memuliakan, memuji, dan menghormati Tuhan. Tetapi bagaimana kita bisa memuliakan nama Tuhan? Kita tidak akan bisa melakukannya kecuali kita selalu sadar akan anugerah Tuhan, sadar akan pekerjaan Tuhan.
      Jika engkau bisa menemukan perbedaan-perbedaan dalam dunia ini, maka engkau adalah orang yang bijaksana. Tuhan menciptakan aku, kamu, dan alam semesta, lalu Tuhan menaruh kita di dalam alam semesta. Di dalam alam semesta selain manusia masih ada makhluk-makhluk lain. Tetapi siapakah yang bisa melihat dunia yang melampaui yang kelihatan oleh mata jasmani ini? Hanya manusialah yang mampu melihat demikian. Manusia selalu ingin mencari apa yang ada di belakang segala sesuatu, mencari siapa yang ada di belakang semuanya itu, siapa yang menguasainya. Waktu manusia melihat bintang, bulan, dan matahari, manusia memikirkan apakah di belakang matahari masih ada bintang lain? Jika ada bagaimana caranya bisa ke sana? Tidak ada binatang yang berpikir seperti itu, hanya manusia saja yang bisa.
      Dalam Mazmur ini, kita melihat Daud memakai mulutnya untuk mengutarakan sesuatu yang berharga. “Aku lihat ke atas langit, aku menemukan matahari, bulan, bintang-bintang yang Kauciptakan.” Kau di situ siapa? Tuhan. Tapi apakah kita bisa melihat Tuhan? Tidak. Di sini Daud bukan hanya melihat apa yang “Kaucipta”, tetapi juga bisa melihat yang tidak bisa dilihat oleh mata jasmani biasa, yaitu “Kau Sang Pencipta”, itu namanya iman. Hanya manusia yang bisa melihat seperti demikian.
      Mengapa mau percaya kepada yang tidak bisa dilihat? Bukankah seharusnya, “Kalau saya lihat, saya percaya. Kalau saya tidak lihat, saya tidak percaya.” Apakah kalimat ini betul? Anak saya waktu kecil melihat album foto pernikahan saya. Waktu itu yang datang banyak sekali. Dia cari-cari orang yang dia
kenal. Tetapi setelah selesai melihat seluruh album itu dia mengatakan, “Papa jahat!” Lalu saya bertanya, “Kenapa?” Lalu saya coba menenangkan dia dan akhirnya dia berkata, ”Papa undang ini itu, kenapa tidak
undang saya?” Itu tidak mungkin! Yang baru menikah belum punya anak. Waktu saya menikah, anak saya tidak boleh ada, karena waktu itu yang ada adalah saya dan yang tidak ada adalah dia. Justru melalui pernikahan itu akan melahirkan anak. Lalu sekarang saya mau tanya, waktu menciptakan segala sesuatu Allah sudah ada, tapi yang dicipta belum ada, sampai akhirnya Allah menciptakan manusia. Maka manusia tidak bisa mengatakan, “Saya sudah melihat segala sesuatu, tapi saya tidak lihat Allah, maka saya tidak percaya Allah itu ada.” Kita melihat segala sesuatu yang dicipta Tuhan tapi kita tidak mungkin melihat Tuhan yang menciptakan segala sesuatu. Allah lebih tinggi dari segala sesuatu yang dicipta.
      Daud satu malam berada di atap, waktu dia liat ke atas, dia melihat matahari, bulan, bintang-bintang. Alam semesta seakan-akan mau mengatakan, “Jangan sombong ya, Bumi ini jika dibandingkan dengan alam semesta hanya seperti jarum di tengah piring.” Maka Daud bertanya, “Who is man?” Coba bandingkan diri kita dengan semesta yang Tuhan ciptakan, maka kita baru tahu seberapa kecil kita di hadapan semua itu, apalagi jika dibandingkan dengan Allah Sang Pencipta! Tetapi ironisnya manusialah satu-satunya makhluk yang berani melawan Tuhan dan kurang ajar kepada Tuhan. Tuhan seharusnya sudah membuang kita ke dalam neraka.
      Siapakah manusia sehingga Engkau mengindahkan dia, menilik dia, memelihara dia? Jadi orang yang selalu memakai mulutnya untuk selalu memuji Tuhan adalah orang yang sangat menghargai anugerah Tuhan. Ketika kita melihat kemuliaan Tuhan maka kita berkata, “How Great Thou Art”. Berapa kali dari mulutmu keluar kalimat yang menyatakan bahwa engkau melihat kebesaran Tuhan? Jikalau orang melihat segala sesuatu tetapi tidak ada rasa kekaguman akan kebesaran Tuhan, maka apa bedanya orang itu dengan binatang? Orang yang selalu menghina dan meremehkan anugerah Tuhan adalah orang yang kasihan sekali. Dari kecil saya belajar mengagumi anugerah Tuhan, merasa Tuhan begitu besar. Mengapa kita tidak merasa bahwa Tuhan itu hebat? Karena kita tidak lihat kemuliaan Allah. Mengapa kita sombong? Karena kita merasa diri lebih hebat dari orang lain. Bolehkah saya melupakan anugerah-Nya? Bolehkah saya tidak kagum dan berterima kasih?
      Orang Ibrani ketika melihat ciptaan Tuhan, mereka memuliakan dan memikirkan Tuhan, sehingga bisa muncul mazmur-mazmur yang indah. Sedangkan orang Yunani ketika melihat ciptaan Tuhan, mereka mulai menghitung dan menyelidiki. Orang Ibrani beriman kepada Tuhan, orang Yunani menyelidiki ciptaan.
      Allah – manusia – ciptaan. Manakah yang paling tinggi? Allah. Allah – manusia – alam. Di mana Allah? Di atas. Di mana alam? Di bawah. Benarkah urutan ini? Allah menciptakan alam untuk manusia, manusia diciptakan untuk Allah. Secara rohani, manusia dan alam mana yang lebih tinggi? Mengapa ada manusia? Tuhan menyuruh manusia menguasai seluruh alam. Manusia lebih tinggi dari alam. Manusia harus menaklukkan alam di bawahnya, dan dia harus menyembah Allah di atasnya. Inilah posisi manusia yang benar. Kita diciptakan di tengah-tengah Allah yang invisible dan alam yang visible. Maka memang benar jika Tuhan Yesus mengatakan, “Manusia hidup bukan bersandarkan roti saja tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Jadi manusia bertanggung jawab atas seluruh hidupnya dan atas seluruh alam yang harus ditaklukkan kepada Tuhan.
      Waktu saya masih berumur belasan tahun, saya mendengar firman Tuhan yang penting dan firman itu mengubahkan saya. Setelah itu saya terus menjadi berkat bagi orang banyak. Saya menginjili begitu banyak orang dan memberitakan firman yang sudah pernah mengubahkan hidup saya kepada orang lain yang memerlukannya. Hidup bukan memuaskan diri tapi membagi anugerah bagi orang lain.
      Aku melihat, aku sadar, lalu aku memuji. Engkau harus melihat tangan Tuhan yang sudah mengerjakan banyak hal ajaib. Kemampuan melihat itu tergantung dari seberapa peka kerohanianmu. Setelah engkau mendengarkan khotbah-khotbah ini, engkau perlu kesadaran. Sadar hubungan antara engkau dan Tuhan Allah, “Tuhan, saya sadar Engkau ada. Tuhan, saya sadar Engkau begitu besar dan saya begitu kecil. Tuhan saya sadar, saya tidak layak, tetapi Engkau yang begitu besar, begitu agung, Engkau masih mau memelihara, memperhatikan saya.” Di situ timbul suatu pengertian dan perasaan bersyukur kepada Tuhan. Setelah engkau sadar, engkau bersyukur kepada Tuhan. Ia adalah Tuhan yang hidup, yang memberi anugerah, yang memberikan cinta kepada engkau. Maukah engkau dari remaja sadar akan kehadiran, kebesaran, dan anugerah Tuhan?

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.